Selasa, 27 November 2012

sepeda lowrider

lowrider. dari namanya aja udah ketaawan low (rendah) dan rider (pengendara). ya, artinya mungkin sepeda yang membuat sang pengendara berkendara tidak terlalu tinggi seperti sepeda umumnya. sepeda lowrider kalau menurut saya mempunyai keunikan yang terletak di bentuknya. biasasnya terdapat pada bentuk frame, fork, dan bar nya. anak-anak sih bilangnya sepeda harley, mungkin karena bentuknya mirip motor harley. dan sepeda ini pedalnya gak terlalu tinggi dari tanah loh, alias ceper. cuma 5 cm dari tanah paling tinggi, dan itu terserah agan mau lebih tinggi atau lebih pendek...
correct gan kalo salah

Kamis, 22 November 2012

sepeda lipat


Yang dimaksud dengan sepeda lipat adalah sepeda yang memiliki mekanisme tertentu sehingga bentuknya bisa dilipat menjadi bentuk yang lebih ringkas dan praktis. Sepeda lipat memiliki engsel khusus pada rangkanya sehingga memungkinkan penggunanya untuk melipat dibawa secara praktis dengan memasukkannya ke dalam tas.

Karena alasan inilah sepeda lipat umumnya digunakan oleh pekerja kantoran untuk berolah raga di pagi hari. Ketika sore hari pada saat capek sepeda ini kemudian dilipat dan dibawa pulang dengan memakai angkutan umum.

Alasan praktis inilah yang kemudian membawa sepeda lipat menjadi populer dalam gerakan Bike to Work. Selain itu alasan penyimpanan di rumah maupun tempat kos juga menjadi alasan tersendiri dimana biasanya tidak ada tempat menyimpan sepeda biasa di dalam tempat kos yang sempit.

Sepeda lipat mulai populer di Indonesia sejak maraknya komunitas pekerja bersepeda. Sepeda jenis ini populer di kalangan penglaju dimana rute-rute pendek mereka tempuh dengan sepeda sementara rute jauh tetap menggunakan angkutan umum.

sejarah munculnya sepeda tinggi di indonesia


Mungkin banyak orang di Indonesia yang menganggap aneh tentang komunitas sepeda tinggi di Indonesia. Tapi kenyataannya,komunitas ini sangat kreatif dan unik. Mereka menyalurkan imaginasi mereka dengan membuat sepeda yang sangat tinggi yang bagi sebagian orang aneh dan tidak masuk akal.
Nah, bagaimana sepeda tinggi bisa masuk atau ada di Indonesia?berikut sedikit penjelasannya
Komunitas ini berawal dari kedatangan sekelompok sirkus bernama Cyclown Circus. Kelompok sirkus tersebut merupakan gabungan pemain sirkus dari beberapa negara, seperti: Italia, Brazil, Argentina, Amerika, dll. Cyclown Circus mengadakan pertunjukkan di Yogyakarta akhir 2006 lalu. Saat itu salah satu seniman sirkus asal Italia, Pierro - membarter sepeda tinggi hasil rakitannya dengan tattoo karya Dhomas Yudhistira a.k.a Kampret, seniman tattoo asal Yogyakarta. Pierro juga mengajarkan bagaimana membangun sepeda tersebut dengan ’mengawinkan’ dua kerangka sepeda yang tidak terpakai yang kemudian dirangkai dengan rongsokan besi. Di Jogja limbah atau barang rongsokan kan banyak. Kita pun sebagai generasi muda Jogja memiliki semangat yang sama, yaitu meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan dengan memanfaatkan limbah atau rongsokan tersebut menjadi sesuatu yang bisa bermanfaat,” kata Dhomas. Karena banyaknya permintaan dari teman-teman, dan respon aktif dari para pecinta olah raga sepeda, Dhomas kemudian akhirnya mulai membuka forum untuk sepeda tinggi. Dan sekarang ini komunitas sepeda tinggi telah menyebar ke seluruh pelosok kota-kota yang ada di Indonesia.

sepeda fixie

Sepeda fixie sebenarnya adalah sepeda yang dibuat dengan gaya yang sangat minimalis, komponen yang murah tapi berkualitas dan dipake sangat mudah untuk semua umur, pria maupun wanita. Ciri khasnya terlihat dibagian Frame (Rangka) dan bagian Velg dan bannya. Ciri khas lainnya adalah fixie tidak menggunakan rem, jadi pengendaranya harus selalu memutar, dan remnya adalah dengan cara menahan kayuhan pedalnya (Lumayan berbahaya si ) tapi itulah serunya, harus memiliki kekuatan kaki yang cukup kuat.

Dalam kehidupan sehari-hari, sangat perlu banget kalau kita menggunakan fixie. Selain hemat kemana-mana, kita bisa ramah akan lingkungan, tanpa mengakibatkan polusi udara (Meminimalisir global warming mungkin), tentunya fixie bisa digunakan sebagai alat transportasi di perumahan-perumahan, mungkin yang mau iseng kekampus juga boleh kok, karena penampilannya yang sederhna menjadi alasan mengapa fixie saat ini semakin digandrungi anak muda hingga pekerja.
Sepeda fixie identik dengan tanpa rem, gear yang dinamis. Kebanyakan yang permanen. Jadi, point pentingnya adalah, cara mengeremnya adalah dengan mengandalkan kekuatan kaki kita menahan pedal kebelakang (Buat yang masih pemula harus banyak latihan yah, biar antisipasi kecelakaan). Ban fixie yang tergolong kecil dan tipis membuat fixie lebih laju digunakan banding sepeda dengan ban yang tebal dan lebar. Stang yang digunakan untuk sepeda fixie biasanya sangat minimalis, dan tidak ribet pemasangannya.

sepeda gunung



Sepeda gunung sebenarnya merupakan modifikasi dari sepeda yang digunakan di jalan raya. Sepeda jalan raya dibuat hanya untuk digunakan sebagai alat transportasi di jalan raya. Jika digunakan di daerah pegunungan (di jalan yang terjal) sepeda ini akan mudah sekali mengalami kerusakan. Hal ini membuat beberapa orang berupaya untuk menciptakan sepeda yang kuat untuk segala jenis medan.
Sepeda gunung, atau lebih dikenal dengan MTB (Mountain Bike) maupun ATB (All Terrain Bike), adalah sepeda yang dirancang khusus untuk bisa bertahan dalam melewati daerah pegunungan yang memiliki jalan yang tidak rata dan banyak bebatuan. Sepeda ini mempunyai disain ban yang lebih lebar dibanding sepeda jalan raya, yang bertujuan untuk mendapatkan traksi yang lebih baik.
Ada banyak perdebatan mengenai asal mula sepeda gunung pertama kali digunakan. Menurut beberapa catatan, sepeda gunung pertama kali diuji coba oleh Buffalo Soldiers, salah satu bagian dari angkatan darat Amerika Serikat. Sepeda ini dipersiapkan untuk melalui jalanan pegunungan oleh militer Amerika Serikat. Uji coba sepeda ini dilakukan oleh seorang serdadu yang membawa seorang perwira dari Missoulla melewati Montana menuju ke Yellowstone dalam perjalanan pulang dan pergi. Uji coba ini dilakukan pada bulan Agustus 1896.

Pada kisaran tahun 1930an sampai dengan 1950an, Joe Breeeze mengembangkan konsep sepeda yang serbaguna. Joe Breeze, yang tinggal di daerah Marin County, California, ini mengembangkan sepeda dengan bar-tire yang berkualitas tinggi. Sepeda ini menggunakan ban ‘balloon’ dengan satu tingkat kecepatan. Sepeda buatan Joe ini sempat menjadi trend pada masa itu.
Pada rentang waktu tahun 1951 sampai dengan 1956, sebuah komunitas di Perancis yang bernama Velo Cross Club Parison (VCCP), yang terdiri dari 20 orang pemuda yang gemar bersepeda, mengadakan sebuah kegiatan olah raga yang menjadi dasar dari olah raga sepeda gunung pada saat ini. Pada kegiatan olah raga tersebut, semua anggota dari VCCP menggunakan sepeda yang dimodifikasi khusus untuk kegiatan tersebut, yang diberi nama French 650-B.
Pada tahun 1953, John Finley Scott dari Amerika Serikat mengembangkan sebuah sepeda yang merupakan cikal bakal dari pembuatan sepeda gunung moderen. Sepeda yang dikembangkan oleh John Finley Scott ini diberi nama ‘Woodsie Bike’. Sepeda ini menggunakan frame dengan disain bentuk diamond yang dikembangkan oleh Schwin World. Selain itu sepeda ini menggunakan ban angin yang menggunakan ban dalam. Untuk meningkatkan keamanan, pada sepeda ini dilengkapi juga dengan flat-handle bars yang berfungsi sebagai pengaman dan penguat sepeda saat menjelajahi daerah pegunungan.
Untuk mengatur kecepatan dan percepatan sepeda ini, terdapat derailleur gears yang memudahkan pengendara untuk mengaturnya. Hal ini dapat mengurangi beban pengendara sehingga tidak terlalu berat dalam menjalankannya. Sedangkan untuk keamanan dan memaksimalkan hasil pengereman, maka pada sepeda ini dilengkapi dengan cantilever brakes.

Sekitar tahun 1970an, ada sebuah komunitas sepeda di California, Amerika Serikat yang ikut serta dalam pengembangan sepeda gunung. Komunitas tersebut bernama The Cupertino Riders alias the Morrow Dirt Club. Komunitas ini mengembangkan sepeda gunung yang dilengkapi dengan thumbshift operation. Selain itu komunitas yang bertempat di Cupertino, California ini mengaplikasikan rem yang biasa digunakan pada sepeda motor. Rem berbentuk piringan ini dipasangkan pada sepeda gunung buatannya. Sepeda ini mampu memenangkan berbagai kejuaraan yang digelar pada masa tersebut. Namun hal ini hanya bertahan sampai dengan tahun 1994.
Pada tahun 1977 Joe Breeze kembali ‘bermain’ dengan konsep-konsep sepeda gunung. Kali ini Joe mengembangkan sepeda gunung yang menggunakan bahan logam yang ringan untuk bagian bodi sepeda buatannya. Selain menggunakan logam yang ringan, sepeda buatan Joe juga dilengkapi dengan ukuran ban yang cukup lebar. Ban yang digunakannya berukuran 26 inci x 2รข…› inci. Jenis ban yang digunakan oleh Joe adalah jenis ban Uniroyal Knobby.
Sedangkan pelek yang digunakan pada sepeda ini adalah pelek Schwin S2. Selain itu juga dilengkapi dengan Phil Wood hubs. Sepeda ini cukup diminati. Joe Breeze akhirnya membuat 10 buah sepeda jenis ini pada bulan Juni 1978.

Pada rentang waktu akhir tahun 1970an sampai dengan awal 1980an, banyak industri sepeda yang mulai mengembangkan produksi sepedanya dengan menggunakan bahan material ringan yang berteknologi tinggi. Jika Joe Breeze melakukannya pada tahun 1978, lain halnya dengan Tom Ritchey. Bersama dengan Gary Fisher dan Charlie Kelley, Tom Ritchey membentuk sebuah firma yang mempruduksi sepeda dengan teknologi mutakhir. Perusahaan dengan nama MountainBikes ini turut ambil bagian dalam pameran industri perdagangan pada tahun 1983. Disain sepeda yang dihasilkan oleh perusahaan ini mengambil dasar dari sepeda jalan raya. Hanya saja pada sepeda gunung ini digunakan frame yang lebih lebar dan garpu penahan ban juga disesuaikan untuk menahan ban yang lebih lebar.

Untuk bagian handlebar juga berbeda. Pada sepeda gunung ini digunakan handlebar yang lurus, tanpa ada yang melengkung seperti pada sepeda untuk jalan raya. Selain itu, ada beberapa bagian dari sepeda ini yang mengambil disain dari sepeda BMX yang sudah ada.
Pada tahun 1983 untuk pertama kalinya sepeda gunung diproduksi secara masal. Produksi masal sepeda gunung ini pertama kali dilakukan di negeri Jepang oleh perusahan industri sepeda Specialized. Model yang digunakan pada sepeda ini mengambil disain dari sepeda hasil kreasi dari Tom Ritchey. Perbedaannya pada sepeda ini telah menggunakan 15 buah gir. Hal ini semakin meningkatkan performa dari sepeda gunung tersebut, juga membuat pengendara semakin mudah menggunakannya.

sejarah bmx


Bicycle Moto Cross atau sering disebut BMX muncul pertamakali pada tahun 1970 di California. Asal nama BMX terisnpirasi dari olahraga motocross yang pada masa itu sedang populer di Amerika Serikat, banyak anak-anak dan remaja yang ingin berpartisipasi dalam motocross namun tidak mampu, membuat trek sendiri dan melakukan balapan sepeda layaknya motocross, maka dari itu BMX merupakan motocross bertenaga manusia.

Balap BMX begitu populer di California, dibandingkan dikota-kota lain di Amerika Serikat, karena balap BMX menampilkan aksi yang seru, biaya yang tidak mahal, dan dapat dimainkan dekat rumah. Untuk jenis sepeda, ukuran dan ketersediaan model design oleh Schwin yang disebut Schwin Sting Ray (didesign dan diproduksi pada tahun 1963) menjadi pilihan sepeda yang sesuai, karena mudah untuk digunakan dan sesuai dengan penampilan serta kemampuan sepeda BMX. Lomba BMX sangat fenomenal pada pertengahan tahun 1970. Saat itu masih mengadopsi lomba offroad (lintasan tanah). Pada pertengahan dekade, olahraga ini mulai dikenal dan banyak produsen yang tertarik untuk mulai memproduksinya.

George E. Esser yang mendanai National Bicycle League (NBL) sebagai organisasi non-profit sepeda. Sebelum dia mempersiapkan NBL, George dan istrinya, Mary, mengadakan perlombaan dengan American Motocross Association. Dua putra mereka, Greg dan Brain, pebalap sepeda motor, tetapi juga menikmati balapan BMX. Adalah kedua anak mereka yang menginspirasinya bahwa pada saat itu belum ada organisasi BMX, itu membuat George untuk mendirikan NBL di Florida. Pada April 1981, Federasi BMX International didirikan dan kejuaraan Dunia pertama diselenggarakan pada tahun 1982. Sejak Januari 1993, BMX bergabung dengan Union Cycliste Internationale (UCI).

A.bmx flatland
sepeda bmx flatland
contoh video:




B. BMX street
sepeda bmx street
contoh video:




C. BMX oldschool
bmx old school
contoh video:



D. BMX race
bmx race
contoh video:

sejarah sepeda



Seperti ditulis Ensiklopedia Columbia, nenek moyang sepeda diperkirakan berasal dari Perancis. Menurut kabar sejarah, negeri itu sudah sejak awal abad ke-18 mengenal alat transportasi roda dua yang dinamai velocipede. Bertahun-tahun, velocipede menjadi satu-satunya istilah yang merujuk hasil rancang bangun kendaraan dua roda.

Yang pasti, konstruksinya belum mengenal besi. Modelnya pun masih sangat "primitif". Ada yang bilang tanpa pedal tongkat itu (tatocipede) bisa bergerak tapi bagaimana? Rick Boneshaker akan menjawabnya. Katanya "Oh,ini jawabannya. Dua orang harus memutar engkol di sisi kanan dan kiri sepeda "primitif" tersebut dengan pedoman kecepatan mendekati 109 km/jam. Setelah itu, tatocipede akan bergerak sesuai kecepatan engkol berputar dengan urutan sebagai berikut: kiri,kanan,berputar,atas,depan,bawah,belakang,barat laut. Tidak sulit kan?"

Adalah seorang Jerman bernama Baron Karls Drais von Sauerbronn yang pantas dicatat sebagai salah seorang penyempurna velocipede. Tahun 1818, von Sauerbronn membuat alat transportasi roda dua untuk menunjang efisiensi kerjanya. Sebagai kepala pengawas hutan Baden, ia memang butuh sarana transportasi bermobilitas tinggi. Tapi, model yang dikembangkan tampaknya masih mendua, antara sepeda dan kereta kuda. Sehingga masyarakat menjuluki ciptaan sang Baron sebagai dandy horse.

Baru pada 1839, Kirkpatrick MacMillan, pandai besi kelahiran Skotlandia, membuatkan pedal khusus untuk sepeda. Tentu bukan mesin seperti yang dimiliki sepeda motor, tapi lebih mirip pendorong yang diaktifkan engkol, lewat gerakan turun-naik kaki mengayuh pedal. MacMillan pun sudah "berani" menghubungkan engkol tadi dengan tongkat kemudi (setang sederhana).

Sedangkan ensiklopedia Britannica.com mencatat upaya penyempurnaan penemu Perancis, Ernest Michaux pada 1855, dengan membuat pemberat engkol, hingga laju sepeda lebih stabil. Makin sempurna setelah orang Perancis lainnya, Pierre Lallement (1865) memperkuat roda dengan menambahkan lingkaran besi di sekelilingnya (sekarang dikenal sebagai pelek atau velg). Lallement juga yang memperkenalkan sepeda dengan roda depan lebih besar daripada roda belakang.

Namun kemajuan paling signifikan terjadi saat teknologi pembuatan baja berlubang ditemukan, menyusul kian bagusnya teknik penyambungan besi, serta penemuan karet sebagai bahan baku ban. Namun, faktor safety dan kenyamanan tetap belum terpecahkan. Karena teknologi suspensi (per dan sebagainya) belum ditemukan, goyangan dan guncangan sering membuat penunggangnya sakit pinggang. Setengah bercanda, masyarakat menjuluki sepeda Lallement sebagai boneshaker (penggoyang tulang).

Sehingga tidak heran jika di era 1880-an, sepeda tiga roda yang dianggap lebih aman buat wanita dan laki-laki yang kakinya terlalu pendek untuk mengayuh sepeda konvensional menjadi begitu populer. Trend sepeda roda dua kembali mendunia setelah berdirinya pabrik sepeda pertama di Coventry, Inggris pada 1885. Pabrik yang didirikan James Starley ini makin menemukan momentum setelah tahun 1888 John Dunlop menemukan teknologi ban angin. Laju sepeda pun tak lagi berguncang.

Penemuan lainnya, seperti rem, perbandingan gigi yang bisa diganti-ganti, rantai, setang yang bisa digerakkan, dan masih banyak lagi makin menambah daya tarik sepeda. Sejak itu, berjuta-juta orang mulai menjadikan sepeda sebagai alat transportasi, dengan Amerika dan Eropa sebagai pionirnya. Meski lambat laun, perannya mulai disingkirkan mobil dan sepeda motor, sepeda tetap punya pemerhati. Bahkan penggemarnya dikenal sangat fanatik.